Sifilis Pada Ibu Hamil Semakin Marak: Penyebab dan Gejala

Vantage.id – Penyakit sifilis pada ibu hamil kini semakin marak terjadi di Indonesia. Sifilis menjadi penyakit menular seksual yang tengah ramai diperbincangkan di TikTok. Untuk mengetahui penyakit sifilis, mulai dari penyebab hingga pengobatan dapat menyimak artikel ini.

Baru-baru ini, warganet TikTok tengah ramai dengan konten video viral milik akun @dokteramiraobgyn. Akun tersebut menceritakan tentang anak perempuan berusia 17 tahun yang mengidap sifilis dalam keadaan hamil.

Dokter Amira menyebut jika penyakit sifilis pada ibu hamil tengah meningkat pesat di Indonesia. Ia melanjutkan jika data Kemenkes RI atau Kementerian Kesehatan di tanggal 10 Mei 2023, menyatakan terdapat peningkatan yang signifikan sebesar 70 persen sifilis pada ibu hamil di Indonesia.

Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2016 yakni 12 ribu kasus dan menjadi 21 ribu seperti saat ini. Dokter Amira menyebut hal ini tentunya sangat berbahaya, sebab sifilis tak hanya berefek kepada ibunya saja. Namun, dapat merusak syaraf-syaraf pada otak ibu.

Selain itu, bayi yang dikandung ibu hamil yang terkena sifilif bisa keguguran, lahir premature, berat badan bayi yang lahir rendah, dan terdapat kelainan kongenital yang disebabkan oleh sifilis yakni buta dan tuli.

Saat ini dunia kesehatan tengah berusaha untuk memberikan edukasi terkait penyakit sifilis pada ibu hamil. Untuk mencegah dan lebih aware terhadap penyakit sifilis pada ibu hamil, bisa menyimak tentang penyebab, gejala, dan pengobatan sifilis di bawah ini.

Apa Itu Penyakit Sifilis

ilustrasi tanda sifilis

Sifilis atau dikenal dengan sebutan raja singa adalah PMS atau penyakit menular seksual yang berasal dari bakteri bernama Treponema pallidum. Penularan penyakit ini umumnya bermula dari kegiatan hubungan seks oleh homoseksual dan heteroseksual.

Untuk heteroseksual biasanya dapat terjangkit dari oral dan anal seks, selain itu juga karena berkontak langsung dengan penderita sifilis lainnya. Seperti menggunakan alat makan berbarengan atau mengenakan pakaian yang sama. Dan penyakit sifilis ini bisa terjadi kepada ibu hamil dan menularkan ke janinnya.

Jika penyakit ini tak ditangani secara medis, maka kondisi kesehatan luar tubuhnya akan semakin buruk. Terdapat tanda sifilis yang dapat menginfeksi tubuh di antaranya adalah bercak merah gatal di sekitar vagina, penis, rectum, anus, hingga bibir dan mulut dalam.

Penularan penyakit ini rata-rata membutuhkan waktu sekitar 21 hari, rentang waktu 10 sampai 90 hari. Jika semakin lama tak ditangani, maka penularan akan dapat menyebab ke bagian tubuh lainnya dengan tingkat keparahan yang bertahap.

Apa Penyebab Sifilis Pada Ibu Hamil

Bakteri penyakit sifilis dapat menginfeksi tubuh lewat luka lecet, luka kecil, ruam, dan selaput lender di alat kelamin atau mulut. Penyebab sifilis terutama pada ibu hamil adalah imbas dari tindakan dan gaya hidup seperti berikut ini:

  • Melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan, baik dengan sesama jenis atau lawan jenis kelamin.
  • Melakukan hubungan seksual tanpa pengaman atau kondom.
  • Berkontak erat dengan penderita sifilis.
  • Seseorang yang telah positif terinfeksi virus HIV.

Gejala Penyakit Sifilis

tanda penyakit sifilis

Gejala sifilis dibedakan menjadi empat tanda dan rasa sakit yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasannya:

Gejala Sifilis Primer

Gejala ini berupa luka bisul atau ruam yang tak nyeri. Berikut adalah gejala lainnya:

  • Demam
  • Adanya pembengkakan di kelenjar getah bening
  • Nyeri sendi dan otot.
  • Rambut rontok.
  • Kehilangan selera untuk makan.
  • Mengalami perubahan penglihatan.
  • Luka kutil atau bisul bisa hilang dan sembuh dalam waktu 3 sampai 6 minggu, jika mendapatkan perawatan kesehatan. Jika tak mendapat perawatan kesehatan maka akan muncul gejala sekunder.

Gejala Sifilis Sekunder

Pada tahap ini, bisul atau ruam seperti butiran kasar akan makin menyebar di kulit tanpa rasa nyeri. Tak hanya area alat kelamin saja, ruam atau bisul bisa tumbuh di sekitar selangkangan dan ketiak.

Efek lainnya adalah nyeri otot dan sendi, demam, sakit tenggorakan, kehilangan berat badan, hingga rontok rambut berlebih. Gejala sekunder ini bisa sembuh jika mendapatkan penanganan kesehatan.

Gejala Sifilis Tersier

Gejala ini timbul karena pengembangan infeksi sifilis sekunder tak diobati. Gejala tahap ini akan mempengaruhi anggota tubuh dalam seperti:

  • Gangguan sistem pada saraf pusat.
  • Kerusakan katup jantung atau aneurisma.
  • Adanya tumor di hati, tulang, dan sendi.
  • Penyakit ini sangat berisiko kepada pasien yang mudah terkena komplikasi, yakni ocular sifilis, neurosifilis, dan otosifilis.

Pencegahan Sifilis

ilustrasi kondom

Berikut adalah langkah-langkah dalam pencegahan penyakit sifilis terutama pada ibu hamil:

  • Hindari untuk melakukan seks lebih dari satu orang atau berganti-ganti pasangan.
  • Gunakan kondom lateks untuk mengurangi risiko sifilis.
  • Hindari penggunaan penyalahgunaan narkoba dan alcohol sebab bisa mengarah kepada praktik seksual yang tak aman.

Apakah sifilis bisa sembuh? Jawabannya adalah bisa, jika gejala awalnya sudah langsung diobati. Salah satu obatnya yang bisa mnegobati bakteri sifilis yakni antibiotic, yakni penisilin yang disuntikan ke tubuh pasien.

Demikian penjelasan mengenai penyakit sifilis pada ibu hamil yang tengah marak terjadi di Indonesia. Semoga dapat membantu, ya.

Baca Juga: